POLMAN, SULBAR EXPRESS – Bangunan UPTD Pengolahan Kakao di Jl Pembangunan Berlanjut, Kelurahan Madatte, Kabupaten Polman, Sulbar, hampir tiga tahun tak beroperasi.
Tujuh petak bangunan di dalam kompleks UPTD pengolahan kakao ini sudah tampak ditumbuhi lumut. Begitupun cat pada tembok bangunan mulai kusam dan memudar.
UPTD Pengolahan Kakao Polman ini selesai dibangun 2017 lalu dengan menghabiskan anggaran DAK APBD Polman sebesar Rp 7 miliar. Pembangunan sarana itu memakan waktu empat tahun.
Kepala Disperindag dan UMKM Kabupaten Polman Andi Chandra Sigit membenarkan bila UPTD Pengolahan Kakao Polman sudah lama tak beroperasi. Hal itu karena pernah terendam banjir setinggi lutut orang dewasa.
“Kemarin sebelum mesin rusak dikelola anak PTT Disperindag, dulu anak sekolah dan pelaku UMKM yang mau praktek kita tempatkan disitu. Total keseluruhan biaya UPTD itu sebesar Rp 7 miliar,” ujarnya saat ditemui, Senin 17 Februari 2025.
Andi Chandra mengungkapkan, agar UPTD Pengolahan Kakao tersebut menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka ia berencana menyewakan ke pihak ketiga atau menyerahkan pengelolaannya.
“Kita perjuangkan dapat bantuan tapi tidak diperjuangkan juga untuk bagaimana cara mendapatkan bahan bakunya, kita akan pihak ketigakan itu, tapi tidak bisa dipihak ketigakan kalau masih Pj Bupati yang menjabat,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Sentra Industri Disperindag Polman Wiwin Wulandari menyebutkan pihaknya menaungi tiga unit UPTD sentra produksi di Polman, yakni Pengolahan Kakao di Jl Pembangunan Berlanjut Kelurahan Madatte, UPTD Pengolahan Mocaf atau Tepung Sagu di Desa Tonyaman Kecamatan Binuang dan UPTD Rumah Kemasan di Jl Hj Andi Depu, Kelurahan Pekkabata. Sayangnya, ketiga UPTD tersebut seluruhnya tak beroperasi lantaran kerusakan pada mesin masing-masing.
“UPTD pengolahan kakao hampir tiga tahun tidak berfungsi karena mesin rusak, dan tidak ada biaya operasionalnya. Kemarin saya ganti kabel mesinnya pakai dana pribadi saya Rp 1 jutaan tapi tidak bisa bagus juga,” tuturnya. (ali)