PASANGKAYU, SULBAR EXPRESS – Seorang nelayan, atas nama I Wayan Eka Diana asal Desa Martajaya, dilaporkan terombang-ambing di lautan. Perahunya mengalami mati mesin saat melaut di perairan Desa Pangiang, Kabupaten Pasangkayu, Sulbar.
Mendapati laporan itu, Tim SAR gabungan melakukan pencarian pada Selasa 25 Febaruari 2025.
Unit Siaga SAR Pasangkayu Basarnas Mamuju menerima laporan tersebut dari seorang warga bernama Abrar. Ia menginformasikan bahwa kapal yang digunakan korban mengalami masalah dan mati mesin saat pulang dari melaut sekitar 7 Nm dari pesisir pantai Desa Pangiang.
“Dia menghubungi saya via telepon dan membutuhkan pertolongan, ingin segera dievakuasi,” ujar Abrar.
Berdasarkan kronologi kejadian, pada Selasa 25 februari 2025 pukul 05.00 Wita, korban berangkat melaut. Namun, saat kembali dari melaut, kapal milik korban mengalami mati mesin sekitar pukul 19.10 Wita. Menyadari kondisi darurat, korban segera menghubungi kerabatnya untuk meminta bantuan evakuasi.
Kepala Unit Siaga SAR Pasangkayu Basarnas Mamuju Andi Juli Adenam SY menyatakan bahwa pihaknya segera mengaktifkan Operasi SAR untuk mengevakuasi korban. Tim Rescue USS Pasangkayu telah bergerak pukul 19.23 Wita menuju lokasi di pesisir pantai Koa-koa dan sesegera mungkin menerjunkan Alut SAR menuju Lokasi Kejadian Perkiraan (LKP) menggunakan rubber boat.
Informasi terakhir setelah nelayan tersebut tak dapat lagi dihubungi via telepon, korban masih terombang-ambing di perairan.
“Titik koordinat yang sempat dikirim korban lewat google maps. Kami mengerahkan tim untuk mempercepat pencarian dan evakuasi,” ujar Andi Juli.
Lokasi kejadian berada di perairan Desa Pangiang, dengan koordinat terakhir kapal korban berada di -1,0595100, 119,3903040, sekitar 7 Nm dari pesisir Pantai Koa-koa. Kondisi cuaca mendung disertai kilatan petir di lokasi.
Dalam operasi ini, beberapa unsur poteni SAR turut terlibat, di antaranya BPBD Kabupaten Pasangkayu, Camat Bambalamotu, Babinsa Desa Pangiang, Bhabinkamtibmas Desa Pangiang, Baznas Tanggap Bencana, warga serta keluarga korban.
Penyisiran akhirnya membuahkan hasil setelah terus mengikuti tanda yang diberi oleh korban dengan menyalakan senternya.
“Sempat cahaya senter dari korban mati nyala mati nyala, akibatnya keberadaan korban tak kunjung ditemukan, kondisi cuaca juga disertai kilat membuat kami ragu untuk terus membawa rubber boat jauh keluar perairan apalagi malam kondisinya sekitar gelap, sebab keselamatan tim SAR gabungan kami utamakan,” ujar Isra, motoris rubber boat Tim Rescue.
Alasil dengan mengoptimalkan dua perahu nelayan yang ikut menyisir bersama, tim SAR Gabungan akhirnya mendapati perahu korban pada pukul 00.49 Wita tak jauh dari titik LKP.
Korban ditemukan dalam kondisi selamat. Dan Tim SAR gabungan menutup operasi SAR secara resmi dan seluruh unsur yang terlibat dikembalikan ke satuannya masing-masing. (*)