SULBAR EXPRESS – Pendaftaran Rekrutmen Bersama BUMN 2025 secara resmi telah dibuka mulai Jumat 7 Maret 2025. Rekrutmen ini terbuka bagi lulusan SMA-SMK dan S1-S3.
“Program ini terbuka bagi berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SMA/SMK, D3, D4, S1, hingga S2,” bunyi pengumuman Forum Human Capital Indonesia (FHCI) BUMN, Jumat.
Adapun link pendaftaran Rekrutmen Bersama BUMN 2025 dapat dilakukan melalui https://rekrutmenbersama2025.fhcibumn.id.
Melalui laman tersebut, peserta dapat mengakses informasi lebih lanjut mengenai syarat pendaftaran, posisi yang tersedia, prosedur pendaftaran, serta tahapan seleksi melalui situs resmi RBB 2025.
Kendati demikian, ada batasan usia dalam Rekrutmen Bersama BUMN 2025. Berikut ini batas usia maksimal pendaftaran Rekrutmen Bersama BUMN 2025:
Fresh Graduate: SMA/SMK batas usia 25 tahun, D3 batas usia 27 tahun, D4/S1 batas usia 30 tahun, S2 batas usia 35 tahun.
Experienced Hire: Seluruh jenjang pendidikan batas usia maksimal 45 tahun.
Pada Rekrutmen Bersama BUMN 2025, terbuka peluang tiga jenis pendaftaran. Meliputi rekrutmen reguler, disabilitas, dan orang asli Papua (OAP).
Setiap pelamar hanya dapat memilih 1 jenis rekrutmen dan harap dipastikan sudah lebih dulu melihat lowongan pada laman karier, sebelum menetapkan jenis rekrutmen yang dipilih.
Pihaknya memastikan bahwa seluruh tahapan rekrutmen tidak dipungut biaya apapun. Apabila ada pihak yang meminta biaya/menjanjikan sesuatu/menawarkan bantuan atas proses rekrutmen dapat melaporkan ke Forum Human Capital Indonesia (FHCI).
Berikut ini syarat pendaftaran Rekrutmen Bersama BUMN 2025:
- Warga Negara Indonesia.
- Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia.
- Jenis kelamin menyesuaikan kebutuhan posisi masing-masing BUMN.
- Sehat jasmani, rohani, dan bebas narkoba.
- Sertifikasi pelatihan yang sesuai dengan kompetensi dan rekomendasi pengalaman kerja apabila ada.
- Rekomendasi Komunitas (berprestasi di Bidang Olahraga/Seni/Digital Creator/Start Up) apabila ada.
- Apabila pelamar memiliki ijazah dari universitas luar negeri, diharapkan untuk dapat melakukan penyetaraan dan konversi nilai terlebih dahulu ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). (jpg/*)
