Teror ke Pers adalah Teror Terhadap Demokrasi

  • Bagikan
Paket misterius berisi kepala babi diterima wartawan Tempo.
Paket misterius berisi kepala babi diterima wartawan Tempo.

SULBAR EXPRESS – Aksi teror dua kali dialami oleh Kantor Tempo. Pertama, dialami pada Rabu 19 Maret berupa kiriman kepala babi dan disusul oleh penggalan tikus pada Sabtu 22 Maret, kemarin.

Merespons hal itu, Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Immanuel Ebenezer yang akrab diaapa Noel menilai bahwa teror berupa kiriman kepala babi dan tikus adalah teror terhadap demokrasi.

Menurutnya, teror seperti ini harus dilawan, tidak boleh dibiarkan. Bahkan, aparat penegak hukum harus segera mengungkap siapa pelaku teror tersebut. “Saya mengutuk pelaku teror terhadap Majalah Tempo. Saya tidak pernah setuju cara-cara biadab seperti itu,” tegas Wamenaker, Immanuel Ebenezer  di Jakarta, Minggu 23 Maret.

Aktivis 98 yang akrab dipanggil Noel, mengatakan, pers nasional sudah sudah bersusah-payah turut serta membangun demokrasi di Indonesia. Jika dengan perjuangan yang sudah demikian panjang namun masih juga diteror, sungguh keterlaluan. “Dalam semua sequence (urutan) perjuangan demokrasi nasional, pers sebagai Pilar Demokrasi Keempat, selalu menjadi katalisator. Maka teror terhadap Majalah Tempo adalah perbuatan biadab,” sambungnya.

Lebih lanjut, Noel juga meminta agar Polri ikut menemukan pelaku teror kepada Kantor Tempo dengan memvalidasi menggunakan teknologi face recognition atau pengenalan wajah.

Menurut Noel, ketika sudah diketahui siapa orangnya, maka pelaku tak boleh hanya dimaafkan tetapi harus diseret ke meja hijau. Teror kepada Grup Tempo sudah menggemparkan demokrasi, dan hal ini pasti ditulis besar-besar oleh pers nasional dan luar negeri. 

“Peristiwa ini sungguh mempermalukan demokrasi Indonesia. Maka demi penghormatan terjadap demokrasi dan Pasal 28 Undang-undang Dasar (UUD) 1945, pelaku harus ditemukan dan diproses secara hukum,” ujar Noel.

Selain itu, Jika Polri gagal mengungkap siapa dalang teror, masyarakat akan kecewa. Namun jika Polri berhasil mengungkap, maka masyarakat akan semakin percaya kepada Polri. (Jpg/*)

  • Bagikan