Komunikasi Jubir Istana Terkait Teror ke Tempo Dinilai Membebani Presiden

  • Bagikan

SULBAR EXPRESS – Pola komunikasi Juru Bicara Istana terkait teror kepala babi dan bangkai tikus kepada jurnalis Tempo menuai sorotan. Pernyataan sang Jubir dinilai hanya menambah beban ke pemerintah.

Anggota DPR RI, Abdullah menyayangkan pernyataan yang dilontarkan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Jubir Istana, Hasan Nasbi yang menyatakan kepala babi yang dikirim bisa dimasak saja. Dinilai memperkeruh suasana.

Abduh sapaan akrab Abdullah mengatakan, teror kepala babi dan bangkai tikus kepada jurnalis Tempo Fransisca Christy Rosana atau Cica bukan hal sepele. “Artinya dengan begitu komunikasi publik oleh pemerintah atau Jubir Istana itu mesti dievaluasi,” kata Abduh kepada wartawan, Sabtu 29 Maret.

Klarifikasi yang dilakukan Hasan Nasbi dianggap tidak mempunyai dasar yang kuat. Ucapan tersebut tidak mengandung teori akademis, melainkan sebatas pembenaran atau cocoklogi semata.

“Klarifikasi yang dilakukan oleh Jubir Istana tidak nampak mengubah apa pun. Yang terjadi sentimen negatif terhadap pemerintah yang dibuat Jubir Istana justru menambah beban baru bagi Presiden Prabowo yang sedang membuat dan menyosialisasikan kebijakan-kebijakan baru,” urai Abduh.

Dia meminta pemerintah mempunyai empati dan dapat berperspektif pada HAM dan penegakan hukum, khususnya terkait pelanggaran terhadap nilai-nilai demokrasi. “Jika tidak, ya seperti yang terjadi sekarang. Ada pandangan pemerintah tidak mendukung kebebasan pers dan tidak berikhtiar memperkuat demokrasi. Hal ini mesti diperbaiki mulai dari komunikasi publiknya tadi,” tegas Abduh.

Menurut dia, kebuntuan komunikasi publik dari Jubir Istana terkait intimidasi terhadap jurnalis Tempo dapat dipatahkan melalui pengungkapan pelaku secepat mungkin oleh polisi. Dirinya pun menyebut pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang akan mengungkap pelaku intimidasi terhadap jurnalis Tempo kini ditunggu buktinya oleh masyarakat.

“Masyarakat menunggu kepolisian mengungkap, pelaku dari teror ke jurnalis Tempo dan menghukum pelaku seberat-beratnya,” imbuh Abduh.

Sebelumnya, Hasan menyampaikan pembelaan atas pernyataannya yang meminta pihak Tempo memasak kiriman kepala babi. Ia berdalih, pernyataan ini justru mendukung sikap Caca berupaya mengecilkan teror.

Hasan mengatakan, respon Fransisca di media sosial pribadinya dengan menanggapi sebagai candaan sudah benar. Respon tersebut, telah mengecilkan si peneror. Dia yakin, tujuan peneror menyampaikan ketakutan. Namun dengan ditanggapi santai oleh Fransisca, maka misinya telah gagal.

“(Kalau) Terus kita besar-besarkan ketakutannya, ya tercapai dong target dia kalau kita besar-besarkan ketakutannya,” kata Hasan. (jpg/*)

  • Bagikan