Skuad Timnas U-17 Dapat Pelajaran Berharga dari Pyongyang

  • Bagikan
Duel pemain Indonesia U-17 kontra Korea Utara di perempat final Piala Asia U-17 2025. (pssi)

SULBAR EXPRESS – Timnas Korea Utara (Korut) memberikan kenyataan pahit juga pelajaran berharga bagi tim Garuda Muda dalam perempat final Piala Asia U-17 2025. Timnas dibantai 0-6 di King Abdullah Sports City Hall Stadium, Jeddah, Senin malam.

Skuad Muda Pyongyang pun berhak melangkah ke semifinal Piala Asia U-17 2025, sekaligus sukses memutus tren sempurna Garuda Muda yang sebelumnya menyapu bersih fase grup dengan tiga kemenangan.

Korut yang hanya runner-up Grup D justru tampil luar biasa. Enam gol mereka cetak melalui Choe Song-hun (7), Kim Yu-jin (11), Ri Kyong-bong (48), penalti Kim Tae-guk (60), Ri Kang-rim (61), dan Pak Ju-won (77). Mereka tampil dominan dengan penguasaan bola mencapai 70 persen dan total 11 tembakan, jauh di atas dua tembakan milik Timnas Indonesia U-17.

Meski begitu, PSSI tetap memberikan apresiasi tinggi kepada para pemain. Dinilai tetap luar biasa karena mampu menjuarai grup dengan catatan sempurna dan lolos ke putaran final Piala Dunia U-17 2025 di Qatar lewat jalur kualifikasi bukan sebagai tuan rumah seperti edisi 2023.

“Babak delapan besar memang berat. Jepang pun tersingkir lewat adu penalti lawan Arab Saudi. Uzbekistan juga muncul sebagai kekuatan baru yang konsisten dari level junior hingga senior. Model pembinaan seperti itu yang harus kita tiru agar bisa setara Jepang, Korsel, bahkan Uzbekistan,” papar Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.

Erick menegaskan, para pemain layak pulang ke Tanah Air dengan kepala tegak. Ia juga meminta publik dan netizen untuk tidak menghukum, apalagi membully mereka hanya karena kalah. “Mereka sudah mencetak prestasi. Banyak dari mereka berasal dari keluarga sederhana. Ini perjuangan besar, baik dari mereka sendiri maupun orang tuanya. Harus dihargai sebagai pencapaian pribadi yang tinggi,” tegas Erick.

PSSI pun berkomitmen untuk memberikan perhatian lebih menjelang Piala Dunia U-17 2025 yang akan digelar di Qatar pada 3-27 November mendatang. Erick memastikan bahwa program pembinaan jangka panjang akan terus dilanjutkan agar regenerasi pemain tidak terputus.

Pelatih Nova Arianto pun tetap memuji perjuangan anak-anak asuhnya meski harus tersingkir. Menurutnya, mereka telah berjuang habis-habisan dan tetap pantas mendapat apresiasi.

“Terlepas dari hasil ini, saya bangga dengan perjuangan para pemain. Ini jadi pelajaran berharga agar mereka lebih siap saat tampil di Piala Dunia nanti,” tandasnya. (Int/*)

  • Bagikan