Kasus Pelecehan Seksual Dokter Berpotensi Pencabutan Izin Praktik Permanen

  • Bagikan
Wamenkes, Dante Saksono Harbuwono.

SULBAR EXPRESS – Beragam modus kasus pelecehan seksual oleh tenaga medis kian marak belakangan ini. Pelakunya dari oknum dokter residen anestesi di Bandung, dokter kandungan di Garut, hingga terbaru, dokter umum di Kota Malang. Pemerintah turut prihatin.

Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbuwono menyayangkan masih adanya oknum tenaga medis yang menyalahgunakan profesinya. “Setiap kegiatan yang berada di dalam maupun di luar konteks layanan, jika tidak sesuai dengan etika, akan kami tindak lanjuti. Itu mencederai sumpah dokter,” ucapnya, Sabtu 19 April 2025.

Sumpah dokter adalah janji moral dan profesional yang menjunjung nilai kemanusiaan. Tindakan asusila oleh tenaga medis jelas mencoreng profesi dan mencederai kepercayaan masyarakat. “Kalau ada kegiatan-kegiatan yang bersifat asusila (yang dilakukan tenaga medis), maka akan kami tindak lanjuti tidak hanya dari aspek etik, tapi juga aspek hukum dan legalitas,” imbuhnya, dikutip Jawapos.

Bukan tidak mungkin, Surat Tanda Registrasi (STR) milik dokter yang terbukti melakukan pelanggaran etik berat akan dicabut permanen, seperti yang sudah terjadi pada dokter pelaku pemerkosaan di Bandung.

Ia adalah Priguna Anugerah Pratama, seorang dokter residen anestesi di RSHS Bandung yang tega memerkosa keluarga yang menunggu pasien. “Ini adalah bentuk nyata dari sanksi tegas kami. Kalau STR dicabut, maka dia tidak bisa praktik lagi selamanya,” tegas Dante.

Baru-baru ini mencuat kasus dugaan pelecehan seksual di Kota Malang. Korban berinisial QAR mengalami pengalaman tak mengenakkan saat berobat di Persada Hospital pada September 2022 lalu.

Melalui unggahan instagram pribadinya, korban yang berasal dari Kota Bandung ini bercerita bahwa mulanya ia berobat ke Persada Hospital karena sinusitis dan vertigo berat. Saat menjalani perawatan, ia malah mendapat perlakuan tak mengenakkan dari oknum dokter AY. Mulai dari spam chat, menyuruh buka baju berdalih cek jantung, hingga diduga mengambil gambar bagian dada korban.

“Bismillah, di sini aku beraniin buat speak up karena ramainya berita kasus-kasus dokter CBUL yang semakin marak. Semoga tidak ada korban selanjutnya, ini kejadian persis sebelum tragedi Stadion Kanjuruhan,” tulisnya di caption, dikutip Sabtu 19 Aptil. (jpg/*)

  • Bagikan

Exit mobile version