SULBAR EXPRESS – Pergantian warna pesawat kepresidenan kembali menjadi sorotan publik. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi menilai hal ini seharusnya tidak perlu dibesar-besarkan.
Menurut dia, pergantian warna atau desain pada kendaraan kenegaraan seperti pesawat, mobil, atau kapal merupakan bagian dari pemeliharaan rutin.
“Kalau kendaraan, pesawat, kapal itu kan pasti ada pemeliharaan rutin, maintenance rutin. Ya salah satu pemeliharanya juga ganti desain, ganti warna,” ujarnya kepada wartawan, Minggu 18 Mei.
Menurut Hasan, penggantian warna tidak serta-merta memiliki makna politis atau simbolik tertentu. Ia menyebut hal itu lebih kepada aspek estetika dan teknis. “Itu sebenarnya bukan hal yang perlu dibesar-besarkan dan harus dicarikan alasannya,” ujarnya.
Ditambahkan bahwa hal tersebut masih lumrah. Ia mencontohkan, banyak mobil kenegaraan saat ini berwarna putih, itu merupakan hal yang lumrah. “Kalau misalnya biasanya mobil kepresidenan warna hitam, hari ini mobil kepresidenan warna putih, ya nggak apa-apa,” ucapnya.
Hasan menegaskan bahwa apapun desainnya, prinsip dasar seperti penggunaan warna merah putih akan tetap dipertahankan. Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pengecatan ulang kendaraan seperti pesawat adalah hal yang lumrah, sama halnya seperti rumah yang dicat ulang.
Terkait biaya pengecatan ulang, Hasan mengaku belum mendapatkan informasi rinci. “Jadi itulah kira-kira. Kalau mengenai berapa biayanya, nanti kita cek lagi ya. Saya belum mendapatkan informasi soal itu. Mungkin itu yang bisa saya jawab,” pungkasnya.
Pesawat kepresidenan tampil berbeda saat Presiden Prabowo Subianto hendak berkunjung ke Brunei Darussalam, Rabu 14 Mei. Pesawat itu kini didominasi warna putih dengan garis merah sepanjang barisan jendela.
Pada akhir era Presiden Jokowi, sekitar Agustus 2021, pesawat kepresidenan juga dicat ulang. Pesawat itu diubah menjadi warna merah dari semula biru langit. (in/*)