Tekan Stunting dan Kemiskinan, Pemprov Sulbar akan Maksimalkan Babinsa dan Bhabinkamtibmas

  • Bagikan

MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Menekan stunting dan kemiskinan jadi salah satu prioritas pemerintahan Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK) dan Wakilnya Salim S. Mengga.

Diperlukan kesungguhan dalam setiap menurunkan angka stunting atau masalah pertumbuhan anak karena persoalan gizi. Demikian pula dalam menekan kemiskinan ekstrem secara signifikan. 

Olehnya, Wagub Salim Mengga menegaskan bahwa seluruh pihak terkait di daerah harus berkolaborasi dalam perencanaan yang matang dan berbasis data valid.

“Stunting itu seperti gelombang, naik turun, lalu kita yang disalahkan. Karena itu saya minta perencanaannya betul-betul matang dan tepat sasaran,” ungkap Wagub saat memimpin rapat bersama tim penanganan stunting dan pengentasan kemiskinan di ruang kerjanya, lantai 2 Kantor Gubernur Sulbar, Senin 19 Mei 2025.

Penanganan stunting ke depan akan menggandeng berbagai elemen, termasuk kampus kesehatan, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas. “Babinsa dan Bhabinkamtibmas itu bisa menjangkau sampai ke ujung-ujung daerah, itu yang kita libatkan agar kita bisa bekerja lebih efektif,” ungkapnya.

Olehnya, kesiapan seluruh pendukung dalam program penanganan stunting diharapkan bisa maksimal. Tak terkecuali dukungan anggaran bagi ujung tombak di lapangan.

Dalam rapat itu, Posyandu juga menjadi perhatian khusus. Salim menyayangkan kondisi Posyandu saat ini yang dinilainya mulai sepi pengunjung. “Dulu masyarakat antusias datang ke Posyandu karena ada makanan tambahan seperti biskuit bayi, susu, dan lainnya. Sekarang kita harus buat Posyandu menarik lagi agar ibu-ibu dan anak-anak mau datang,” urai Wagub.

Diketahui, anggaran untuk penanganan stunting dan kemiskinan di Sulbar mencapai sekitar Rp40 miliar. Wagub menegaskan bahwa setiap rupiah yang digunakan harus bisa dipertanggungjawabkan.

“Setiap kegiatan harus bisa diukur hasilnya. Kalau tidak tercapai, kita akan cari tahu penyebabnya dan evaluasi. Kita tidak ingin melaksanakan program yang tidak terukur,” tegas Salim S. Mengga. (*)

  • Bagikan