Sinergi Inisiasimuda dan PT Letawa: Pemuda Bergerak, Alam Terjaga

  • Bagikan

PASANGKAYU, SULBAR EXPRESS – Di Tikke Raya, sebuah kecamatan di Kabupaten Pasangkayu, Sulba, secercah cahaya harapan lahir dari tangan-tangan muda yang tak pernah lelah bermimpi.

Fatur Rahman Hidayat Marsha, lulusan magister Universitas Hasanuddin, adalah salah satu di antaranya. Ia percaya bahwa perubahan besar seringkali dimulai dari keresahan kecil. Dan dari keyakinan itulah Inisiasimuda dibentuk pada tahun 2022.

“Anak-anak muda di sini punya semangat, tapi mereka butuh ruang, wadah untuk bergerak. Itu yang ingin saya wujudkan lewat Inisiasimuda,” ungkap Fatur.

Komunitas ini tumbuh dari kegelisahan akan minimnya ruang bagi anak muda untuk berkarya dan terlibat dalam aksi sosial. Inisiasimuda hadir sebagai jembatan antara idealisme dan aksi nyata di lapangan. Bergerak dalam bidang sosial, pendidikan, dan lingkungan, organisasi ini murni digerakkan secara swadaya, mengandalkan kekuatan proposal dan jejaring yang dibangun perlahan.

Namun berkat konsistensi dan kerja kolektif, mimpi kecil itu mulai dilihat dan didukung. Salah satunya oleh PT Letawa anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk, yang melalui program CSRnya rutin menjadi mitra strategis dalam berbagai kegiatan Inisiasimuda.

Kolaborasi itu mencapai puncaknya pada Minggu 1 Juni 2025. Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, mereka sukses menggelar penanaman 1.000 bibit mangrove di Dusun Tikke Muara. Kegiatan ini bukan sekadar simbolis. Inibl merupakan hasil dari persiapan matang sejak Mei, termasuk survei karakteristik tanah pesisir dan penyusunan lokasi tanam yang berkelanjutan.

Sebanyak 120 peserta turut ambil bagian. Mulai dari siswa-siswi SMAN 1 Tikke, relawan lingkungan, komunitas pecinta alam, TNI AL, Dinas Lingkungan Hidup Pasangkayu, hingga Duta Wisata. Mereka bukan hanya menanam, tapi juga menandatangani komitmen bersama untuk menjaga kelestarian kawasan tersebut, dengan harapan Tikke Muara kelak menjadi destinasi ekowisata unggulan.

Ahmad Faizal dari CSR PT Letawa menegaskan pentingnya pendidikan lingkungan sejak dini. “Jika kita ingin lebih memahami keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem mangrove, edukasi melalui kegiatan jelajah alam dan susur mangrove adalah langkah tepat. Ini bukan hanya soal menanam, tapi mengenalkan nilai-nilai lingkungan kepada generasi muda,” ujarnya.

Inisiasimuda tak berhenti di situ. Komitmen mereka pada pemberdayaan pemuda juga tercermin dalam gelaran webinar nasional bertajuk “Pemuda Desa Berdampak”, yang dilaksanakan secara hybrid pada 25 Mei 2025. Bertempat di Kedai Opakopi, Desa Jengeng Raya, ratusan pemuda hadir mengikuti webinar yang mengusung tema “Dari Desa untuk Dunia”.

Webinar ini menghadirkan Restuan Lubis, Ph.D, putra daerah Pasangkayu yang kini menetap di Jerman setelah menyelesaikan studi doktoralnya lewat beasiswa LPDP. Restuan berbagi kisah bagaimana dirinya, anak petani dari desa, bisa menembus dunia internasional melalui pendidikan.

Ia menekankan pentingnya mencatat mimpi, menjauhi kebiasaan tak produktif, dan memperluas jaringan lewat organisasi. “Yang paling utama, jangan pernah lupa berbakti kepada orang tua,” pesannya.

Webinar ini merupakan bagian dari rangkaian program jangka panjang Inisiasimuda: coaching project plan, workshop kepemimpinan, presentasi ide, hingga aksi nyata seperti gerakan tanam mangrove dan kampanye peduli lingkungan pesisir.

Bagi Fatur dan timnya, ini semua bukan sekadar rangkaian acara. Ini adalah proses panjang membentuk karakter, membangun kesadaran, dan membuktikan bahwa pemuda desa bukanlah penonton di panggung pembangunan, mereka bisa menjadi pelaku utama.

Mereka bermimpi melahirkan generasi pemimpin baru, membangun edupreneur dan sociopreneur berbasis lokal, bahkan menyusun skema ketahanan pangan yang berkelanjutan. Tak hanya itu, mereka ingin Inisiasimuda suatu saat bisa memberi beasiswa bagi anak-anak yang ingin sekolah tapi terkendala biaya.

“Mimpi kami besar, tapi kami mulai dari yang kecil. Dari mangrove yang kami tanam hari ini, semoga lahir kesadaran dan cinta pada alam yang tumbuh panjang seperti akar-akarnya,” ujar Fatur dengan mata yang memancarkan harapan.

Dari Tikke Raya, langkah-langkah kecil itu kini menjelma menjadi jejak perubahan. Inisiasimuda bukan sekadar komunitas. Ia adalah simbol bahwa perubahan bisa tumbuh dari pinggiran, selama ada hati yang peduli dan tangan yang mau bekerja. Dari desa, untuk dunia. (*)

  • Bagikan