MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Sektor ekonomi kreatif dan ekonomi syariah di Sulbar dapat menjadi alternatif potensi ekonomi baru. Potensi ini dinilai bakal mampu menopang perekonomian daerah di masa mendatang.
Melalui Karya Kreator Ekonomi (KKE) dan Pekan Ekonomi Syariah (PEKSyar) di Atrium Mall Maleo Town Square (Matos) Mamuju, 16-21 Juni 2025, Kantor Perwakilan m Bank Indonesia (BI) Sulbar, ingin mempromosikan potensi ekonomi kreatif dan ekonomi syariah Sulbar, kepada khalayak banyak.
Kepala Perwakilan BI Sulbar Eka Putra Budi Nugroho menjelaskan, kegiatan ini tak hanya menjadi ajang promosi produk UMKM, tetapi juga bagian dari misi besar menciptakan ekosistem halal yang inklusif dan berkelanjutan di Sulbar.
“Ekonomi syariah menjadi alternatif atau pendamping dari UMKM pada umumnya. Kami tahu, di Sulbar ini banyak pondok pesantren yang bisa dioptimalkan,” ujar Eka Putra.
Menurut Eka Putra, pondok pesantren bukan hanya institusi pendidikan keagamaan, tapi juga bisa berperan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Di sejumlah daerah, pesantren telah sukses mengelola unit usaha berbasis syariah yang melibatkan santri dan masyarakat sekitar.
Dengan pendekatan tersebut, BI berharap dapat melahirkan titik-titik ekonomi baru berbasis syariah yang menjangkau akar rumput dan membuka peluang lebih luas, terutama bagi komunitas pesantren dan UMKM yang belum tersentuh sistem ekonomi formal.
“Kita bisa menciptakan titik ekonomi baru yang berbasis syariah untuk menciptakan ekosistem halal value chain yang berdampak pada perekonomian Sulbar,” tambahnya.
Selama sepekan pelaksanaan, berbagai kegiatan edukatif turut digelar, mulai dari pameran produk UMKM, workshop keuangan syariah, hingga talkshow mengenai strategi pemasaran berbasis digital. BI juga menggandeng pelaku industri halal, akademisi, dan tokoh pesantren.
Pekan Ekonomi Syariah ini menjadi bagian dari upaya jangka panjang BI membangun ekonomi yang inklusif dan tidak bertumpu hanya pada sektor formal.
Pendekatan ini dinilai sejalan dengan kebutuhan daerah seperti Sulbar, yang memiliki tantangan geografis dan keterbatasan infrastruktur namun kaya akan potensi sosial dan budaya. (*)