MAJENE, SULBAR EXPRESS – Perang antara Republik Islam Iran dengan Israel masih terus berkecamuk, kondisi tersebut dinilai akan berdampak ke kawasan lainnya, termasuk Asia Tenggara.
Perang di kawasan Timur Tengah itu dan dampaknya bagi negara lain menjadi salah satu topik bahasan dalam kuliah umum internasional Program Studi Ilmu Politik, FISIP Hukum Unsulbar, Kamis 19 Juni 2025.
Pada kuliah umum internasional tersebut, Prodi Ilmu Politik menghadirkan narasumber yakni Director Of Center Human Resources, Promotion and Develompment, Maejo University At Chumpon, Asst. Prof. Dr. Chumpon Angkananon.
Bertindak sebagai pengarah kuliah umum internasional tersebut, Danar Hafidz Wardana, M.Si yang juga ketua Program Studi Hubungan Internasional (HI) FISIP Hukum Unsulbar.
Hadir juga dalam kegiatan tersebut, Dekan FISIP Hukum Unsulbar, Dr. Thamrin Pawalluri, Wakil Dekan FISIP Hukum, Muhammad, M.Si, Ketua Jurusan Politik Asriani, M.Si serta para dosen dan ratusan mahasiswa Unsulbar.
Dalam pemaparannya, Prof. Chumpon menjelaskan tentang tentang peran geopolitik Thailand dan Indonesia di Era Indo-Fasifik: Kerjasama Strategis di Tengah Ketegangan China – AS.
Disamping membahas meningkatnya ketegangan dua negara besar, AS dan RRC, kuliah umum internasional itu juga membahas tentang konflik di kawasan Timur Tengah yang semakin memanas.
Secara kbusus, Prof. Chumpon menjelaskan tentang perang Iran – Israel, potensi dampak serta langkah antisipasi yang penting dilakukan kedua negara, Thailand dan Indonesia.
“Terkait perang Iran vs Israel, negara (Thailand – Indonesia), fokus mendorong terciptanya perdamaian, menjaga stabilitas dan keamanan kawasan,” kata Prof. Chumpon.
Dalam sesi dialog antara peserta dan prof. Chumpon, pertanyaan tentang keamanan kawasan serta dampak politik dan ekonomi menjadi bahasan. Sebagai salah satu penghasil minyak terbesar di dunia, perang di Iran dikhawatirkan memicu kenaikan harga minyak yang dapat berpengaruh pada kondisi politik kawaasan.
“Kuliah umum internasional ini sangat bagus, ini dapat meningkatkan pemahaman tentang kondisi geopolitik dosen dan mahasiswa, selain itu dapat meningkatkan Kerjasama internasional institusi kita di kampus dengan pihak perguruan tinggi luar negeri,” kata Wakil Dekan Muhammad. (*)