MAMUJU, SULBAR EXPRESS — Provinsi Sulbar memiliki potensi besar dalam sektor sumber daya alam, pertanian, dan perkebunan yang dapat menjadi motor penggerak ekonomi daerah. Komoditas unggulan seperti kopi dan kakao menjadi andalan.
Namun, potensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal akibat minimnya pengelolaan yang mampu menciptakan nilai tambah. Untuk itu, diperlukan langkah hilirisasi agar produk-produk unggulan Sulbar dapat memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar.
“Potensi di Sulbar ini sangat baik dari sisi sumber daya alam, pertanian, dan perkebunan. Ini menjadi kekuatan utama. Namun, aspek hilirisasi harus diperhatikan untuk memperkuat daya saing kita,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulbar Eka Putra Budi Nugroho, dalam kegiatan OSBIM di Atrium Mall Matos, Mamuju, Kamis 19 Juni 2025.
Menurut Eka, Hilirisasi yakni proses pengolahan bahan mentah menjadi produk bernilai tambah, menjadi isu krusial yang harus didorong. Sedangkan investasi menjadi kunci keberhasilan proses tersebut.
“Ketika bicara hilirisasi, investasi sangat erat kaitannya. Tantangan kita adalah bagaimana mendorong peningkatan investasi, agar potensi yang ada dapat terkelola dan memberikan dampak positif bagi ekonomi daerah,” jelas Eka.
Dengan kekayaan alam dan potensi pertanian yang besar, Sulbar dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan jika hilirisasi dan investasi berjalan seiring.
Salah satu komoditas unggulan Sulbar yang telah menunjukkan keberhasilan hilirisasi adalah kopi, khususnya Kopi Mamasa. Komoditas ini terbukti memiliki kualitas tinggi dan daya saing di pasar nasional maupun internasional.
Sulbar kini tercatat sebagai salah satu dari lima besar daerah penghasil kopi berkualitas terbaik di Indonesia, dengan permintaan ekspor yang terus meningkat.
Kopi Mamasa binaan Bank Indonesia Sulbar bahkan berhasil menembus pasar ekspor dengan nilai mencapai Rp 20 miliar. Negara tujuan ekspor antara lain Malaysia, Filipina, dan Dubai.
“Kopi kita memiliki daya saing yang tinggi di pasar nasional maupun global. Ini bukti bahwa sektor pertanian, khususnya kopi, dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Sulbar,” pungkas Eka. (*)