Jadwal Penerbangan Jadi Tantangan Besar Pembangunan di Sulbar

  • Bagikan
Salman Dianda Anwar.

MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Jadwal penerbangan yang tidak menentu menjadi tantangan utama dalam mendukung pembangunan di Sulbar. Hal ini disampaikan Ketua Pengurus Daerah Kagama Sulbar, Salman Dianda Anwar masa bakti 2020 – 2025, dalam Musda II Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Sulbar yang berlangsung baru-baru ini.

“Jadwal pesawat ke Sulbar saat ini seperti Puasa Daud. Datang dan baliknya selang seling. Ini tantangan nyata bagi pemerintah daerah dan berdampak langsung pada efektivitas koordinasi, termasuk dalam kunjungan investasi dan menjamu tamu penting yang akan berdampak pada kinerja pemerintahan,” ujar Salman, Sabtu 5 Juli 2025.

Meski demikian ia tetap mengapresiasi langkah cepat dan taktis Gubernur dan Wagub Subar Suhardi Duka dan Salim S. Mengga yang menginisiasi kerjasama dengan pihak Lion Air Group dengan melibatkan pihak pemprov terkait dengan keterisian minimal seat setiap keberangkatan pesawat, sehingga operational cost bisa terlampaui.

“Ini juga tidak lepas dari pertumbuhan dan pergerakan ekonomi daerah”, lanjut Ketua Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) Korwil Sulawesi ini.

Meski dihadapkan pada tantangan transportasi dan logistik, Musda II Kagama Sulbar tetap menghasilkan sejumlah keputusan strategis, terutama terkait arah pembangunan SDM Sulbar melaui pendidikan tinggi di wilayah tersebut.

Salah satu poin penting yang mengemuka adalah penguatan kerja sama Pemerintah Provinsi Sulbar dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), khususnya dalam program afirmasi bagi generasi muda Sulbar.

“Melalui komunikasi kami dengan Bapak Gubernur, Sulbar akan menyiapkan generasi unggul ke depan melalui program afirmasi. Jika 50 mahasiswa asal Sulbar bisa diterima melalui jalur afirmasi di UGM, maka kita akan lebih siap menghadapi masa depan yang kompetitif dan dapat meningkat indeks kualitas manusia kita,” imbuh Salman.

Gubernur Sulbar juga telah menyampaikan bahwa kebutuhan mendesak daerah saat ini adalah tenaga profesional di bidang teknologi informasi dan perencanaan. Karena itu, kerjasama diarahkan untuk mendukung program studi Teknologi Informasi di Fakultas Teknik UGM. Targetnya, jika berhasil dijalankan, akan ada 250 talenta digital yang terkoneksi langsung dengan pemerintah daerah.

Selain itu, bidang pascasarjana juga menjadi fokus. Jika setiap tahun 20 orang dikirim untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana, maka dalam lima tahun ke depan akan ada 100 SDM berkualifikasi tinggi yang siap mewarnai pembangunan daerah, khususnya dalam bidang perencanaan kajian pembangunan regional.

“Tantangan koordinasi dengan pusat menjadi lebih kompleks karena keterbatasan akses penerbangan. Untuk satu kali pertemuan saja, kita harus menyiapkan waktu hingga tiga hari dan biaya cukup besar. Maka dari itu, efektivitas dan kualitas setiap pertemuan harus menjadi prioritas, agar menghasilkan output konkret untuk kemajuan daerah, khususnya di sektor pendidikan tinggi,” tegasnya.

UGM sendiri dinilai sebagai salah satu institusi pendidikan terbaik, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Dengan reputasi global dan jaringan alumni yang tersebar luas, UGM sebagai institusi perguruan tinggi negeri tertua di Indonesia menjadi mitra strategis dalam membangun sumber daya manusia Sulbar.

Firman Juang, Ketua Panitia Musda II Kagama Sulbar, menambahkan bahwa kegiatan ini harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. “Kagama bukan hanya komunitas alumni, tetapi juga wadah kontribusi. Kita ingin keluarga besar alumni ini bersifat inklusif, bukan eksklusif, dan bekerja bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk kemajuan bersama yakni rakyat, daerah, bangsa dan negara,” tuturnya.

Musda II Kagama Sulbar membuktikan bahwa kolaborasi antara alumni, pemerintah, ikatan alumni lainnya, ormas / OKP dan institusi pendidikan dapat menjadi kunci dalam membangun masa depan Sulbar yang lebih cerdas dan berdaya saing. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version