MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Event ‘Sandeq Silumba’ akan mewarnai pesisir Provinsi Sulawesi Barat tahun ini. Pemprov kini dalam proses persiapan kegiatan yang sebelumnya dikenal dengan ajang ‘Sandeq Race’. Harapannya, berlangsung profesional, tanpa menyisakan suara-suara sumbang.
Saat dikonfirmasi, Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka mengungkapkan bahwa Pemprov berencana memberi beberapa sentuhan perubahan, dengan tetap mengedepankan esensi serta semangat utama dari event tersebut.
“Kita ingin dapat model pelaksanaan yang tepat. Kita lakukan perubahan cara, dan pelaksanaannya kalau selama ini dilaksanakan oleh pemerintah, tahun ini kita serahkan ke EO (Event Organizer),” ungkap Suhardi Duka yang ditemui usai menghadiri pembukaan Manakarra Fair di Matos mall, Mamuju, Jumat 11 Juli 2025.
Gubernur SDK memandangnya sebagai event kultural dengan potensi yang begitu besar. Hanya saja, selama ini terkesan belum digarap maksimal. Kedepan, ‘Sandeq Silumba’ diyakini bakal semakin kokoh sebagai agenda berskala internasional.
“Karena ini event kultural tapi bernilai ekonomi yang cukup tinggi. Karena ada banyak pencinta yacht di berbagai belahan dunia ini yang juga ingin menikmati yacht tradisional. Nah yacht tradisional itu hanya ada satu di dunia, hanya ada di Mandar. Kita akan coba tingkatkan kualitas pelaksanaannya. Secara lebih profesional tentunya,” pungkas Suhardi Duka.
Diketahui, Sandeq adalah jenis perahu khas suku Mandar Sulawesi Barat yang namanya sudah dikenal seantero negeri, bahkan sampai ke luar negeri.
Tak sekadar alat transportasi atau salah satu piranti utama nelayan di sejumlah kampung nelayan di pesisir Sulawesi Barat, sandeq menyimpan segudang nilai luhur yang telah lama mengakar di sebagian besar masyarakat Mandar.
Legislator asal Polewali Mandar (Polman), Syamsul Samad mengurai beberapa nilai filosofi yang terkandung dalam perahu tradisional Mandar tersebut.
Ketua Komisi I DPRD Sulawesi Barat itu menyebut, Sandeq sebagai simbol keberanian, ketangguhan, dan kearifan lokal masyarakat Mandar dalam mengarungi laut.
“Di dalamnya ada nilai keberanian dan ketangguhan. Ia mampu menantang ganasnya lautan dengan konstruksinya yang ramping dan ringan,” tutur Syamsul Samad belum lama ini.
Ditambahkan, Sandeq adalah pengejawantahan hubungan erat masyarakat Mandar dengan alam, dengan lingkungannya. Pembuatannya melibatkan pengetahuan mendalam tentang alam dan lingkungan laut. “Menunjukkan pemahaman mendalam masyarakat Sulbar tentang alam,” tambah Syamsul Samad.
Selain itu, saat mengarungi lautan, Sandeq banyak memberikan pelajaran tentang pentingnya Kepemimpinan, kerja sama dan kebersamaan. Mengurai harmonisasi disamping keindahan serta nilai-nilai spritual. (*)