POLMAN, SULBAR EXPRESS – Kontroversi terkait pengumpulan uang donasi konsumen serta perbedaan harga produk di jaringan retail modern Alfamidi di Kabupaten Polewali Mandar (Polman) terus menggelinding.
Aktivis korupsi Polman, Andi Irfan mendesak, agar manajemen Alfamidi menghentikan praktik pengumpulan donasi dari konsumen di seluruh gerai mereka di Polman. Ia menilai program tersebut tidak transparan dan menyulitkan masyarakat.
“Dari 10 unit Alfamidi yang beroperasi di Polman, kita tidak tahu berapa rata-rata jumlah uang donasi konsumen yang terkumpul per hari, per minggu, hingga per bulan,” tegasnya.
Menurut Andi Irfan, program donasi tersebut terkesan dipaksakan. Pasalnya, uang kembalian konsumen tidak diberikan sepenuhnya oleh kasir, melainkan langsung diminta untuk didonasikan, biasanya sebesar Rp 500 hingga Rp 1000.
“Kami menilai ini sedekah masyarakat Polman, seharusnya disalurkan ke Baznas kabupaten, bukan ke Baznas pusat. Jangan sampai niat baik masyarakat justru disalahgunakan, dan Alfamidi juga harus perhatikan batas waktu jam operasionalnya, ” imbuhnya.
Menanggapi polemik tersebut, Corporate Communication Alfamidi Branch Makassar, Rudi Hermawan menjelaskan, program donasi konsumen merupakan bagian dari kerja sama antara Alfamidi dan Baznas RI.
“Kami bekerja sama dengan lembaga yang memiliki kredibilitas dan akuntabilitas tinggi, dalam hal ini Baznas pusat. Soal permintaan warga agar program ini dihentikan di Polman, akan saya usulkan, tapi saya tidak bisa memastikan karena ini mengenai Baznas pusat,” jelas Rudi.
Hingga saat ini, belum ada penjelasan resmi dari pihak Alfamidi mengenai nominal dana yang telah terkumpul dari program donasi tersebut di wilayah Polman.
Masyarakat berharap ada transparansi dan evaluasi menyeluruh terhadap sistem yang berjalan, demi melindungi hak konsumen serta menjamin kejelasan pemanfaatan dana sumbangan. (ali/*)