Sulbar Jebol, Tiga Kerbau di Kabupaten Mamasa Terjangkit PMK

  • Bagikan
Kerbau di Kabupaten Mamasa yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku. -- ist --

MAMUJU, SULBAR EXPRESSS – Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak kini mulai merebak di Kabupaten Mamasa. Adanya kasus tersebut manjadikan Provinsi Sulbar masuk sebagai provinsi ke 24 di Indonesia yang terdapat kasus PMK.

Tim Satgas Penanganan PMK Provinsi Sulbar Amri Ekasakti membenarkan adanya ditemukan PMK di Kabupaten Mamasa, pihaknya pun telah berkoordinasi bersama tim kabupaten untuk melakukan investigasi sekaligus pencegahan penyebaran penyakit tersebut.

“Sudah ada temuan PMK di Sulbar, ada kerbau didapat tiga ekor
itu dari hasil pemeriksaan Balai Besar Veteriner Maros,” kata Amri Ekasakti, Minggu 8 Agustus 2022.

Ia mengatakan, satgas kabupaten saat ini sementara melakukan berbagai upaya pencegahan, agar penyakit tersebut tidak merebak ke daerah atau wilayah lain.

“Senin nanti tim provinsi akan turun, kita upayakan untuk memutus siklus penularan PMK, koordinasi dengan pemerintah kabupaten secara umum, kita juga akan laporkan ini ke Jakarta,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Sulbar itu.

Menurutnya, meski ditemukan adanya PMK, status zona saat ini menuju kuning dari zona hijau.

“Kita belum zona merah, hanya kita menuju zona kuning dari zona hijau, tetapi kita tetap melakukan pemantauan secara ketat di lapangan,” ujarnya.

Pihaknya, mengaku telah melakukan koordinasi bersama pihak Karantina dan Dinas Peternakan untuk melakukan vaksinasi. Kabupaten Mamasa juga saat ini telah di lock down.

“Kita upayakan ini secepatnya untuk melakukan vaksinasi agar penularan ini bisa putus. Sementara kita lock down secara mandiri supaya dapat mengurangi pergerakan hewan,” jelasnya.

Menurutnya, dari temuan di lapangan, lanjut Amri, hasil pemeriksaan yang dilakukan di Desa Bakadi Sura, Kecamatan Tabang, Mamasa ditemukan indikasi awal penyakit tersebut datang dari Kabupaten Toraja.

“Kita masih curiga jangan sampai dari Toraja, ini indikasi awal kita belum pastikan, kita masih lakukan pendalaman,” terangnya.

Lock down pun saat ini akan terus dilakukan sampai kondisi betul normal, seperti yang dilakukan di Kabupaten Pasangkayu.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Tanaman Pangan Holtikutura dan Peternakan Sulbar Nur Kadar mengatakan, tiga dari empat kerbau di Mamasa yang diuji di labolatorium Balai Besar Veteriner Maros terkonfirmasi positif virus PMK.

Tiga kerbau itu berasal dari Desa Bakadi Sura, Kecamatan Tabang, Mamasa. “Kasus pertama ini, kita jebol. Kita masuk menjadi provinsi ke-24 virus PMK,” kata Nur Kadar.

Nur Kadar menambahkan, bahwa Pemkab Mamasa telah mengeluarkan surat edaran lockdown bagi hewan di wilayah Kecamatan Tabang, Mamasa.

Dinas Peternakan setempat juga telah mengobati beberapa kerbau yang mengalami gejala serupa di wilayah ditemukannya kasus PMK tersebut.

“Kami sudah dilakukan pengobatan dan penyemprotan disinfektan. Untuk Mamasa, jelas sudah masuk zona merah PMK,” bebernya.

Sementara Fungsional Medik Veteriner Dinas Tanaman Pangan Holtikutura dan Peternakan Sulbar drh. Syukur Hamdan menambahkan, peternakan di Sulbar harus tetap waspada.

Jika ditemukan ada sapi atau kerbau (hewan ternak) yang memiliki gejala seperti munculnya lepuh yang berisi cairan atau luka pada lidah, gusi, hidung maka sebaiknya segera dikarantina dan dilaporkan.

“Ciri lainnya juga adalah hewan tidak mampu berjalan atau pincang, air liur berlebihan, hilang nafsu makan, dan sebagainya,” tandasnya. (idr/ham)

  • Bagikan