Habiskan Rp 2,4 Miliar, Bibit Porang di Polman Kini Layu Sebelum Berkembang

  • Bagikan
Kondisi bibit porang dalam polibag di Desa Satokko, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polman. -- foto: ahmad gazali --

POLMAN, SULBAR EXPRESS – Tahun lalu, Dinas Pertanian dan Peternakan Sulbar mengalokasikan Rp 2,4 miliar untuk pengadaan bibit porang untuk dua desa di Kabupaten Polewali Mandar (Polman).

Untuk pengadaan bibit porang di Desa Sattoko, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polman, sebanyak 8.000 bibit. Kata petani, mayoritas tanaman itu sudah mati. Bahkan masih ada yang belum ditanam atau masih tersimpan di polibag dan diletakkan di halaman rumah warga.

Ketua Kelompok Tani Tunas Baru Desa Sattoko, Paruwasi, mengatakan, mulanya bibit porang yang datang sebanyak satu mobil truk ditambah satu mobil pick up. Kemudian bibit porang ini dibagikan kepada anggota kelompok tani tunas baru sebanyak 250 bibit per orang.

“Kemarin itu pas lagi trendnya porang. Lalu anggota DPRD Sulbar pak Hasan Bado menyuruh kami bikin proposal untuk pengadaan bibit porang,” ujarnya, saat ditemui di rumahnya, Jumat 13 Agustus 2022.

Paruwasi mengungkapkan, saat ini petani di Desa Sattoko sudah trauma menanam bibit porang. Karena semua tanaman porang yang ditanam sejak Februari lalu tak satupun yang tumbuh.

“Kami tidak diberi penyuluhan, langsung saja disuruh tanam. Kami juga tidak dikasih pupuk sama biaya tanam,” jelasnya.

Selain itu, Paruwasi menyampaikan jika sudah empat kali pihak Dinas Pertanian Sulbar melakukan survei ke Desa Sattoko. Namun tak satupun tanaman porang yang tumbuh.

“Sekarang petani di sini beralih tanam jagung, sudah tidak perdulikan lagi porang,” bebernya.

Terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Bibit Unggul Porang di Dinas Pertanian dan Peternakan Sulbar Masnawir menjelaskan, tanaman porang tersebut tidak mati. Namun mengalami dorman yaitu sifat porang yang menggugurkan daun.

“Kami dapat penjelasan kalau porang itu dorman. Sifatnya menggugurkan daun jadi kelihatan tidak tumbuh,” paparnya melalui telepon, Minggu 14 Agustus 2022.

Masnawir mengakui jika memang tidak ada pupuk dan biaya tanam diberikan kepada petani. Sedangkan soal tidak adanya penyuluhan penanaman porang, Masnawir menyalahkan petani, karena mereka telah membuat proposal ke Dinas Pertanian untuk dibantu bibit porang.

“Kenapa petani minta bibit porang kalau memang mereka tidak tahu tanam porang. Kami belum sempat lagi turun karena belum dikasih anggaran pendampingan,” ungkapnya. (ali/ham)

  • Bagikan