Mendulang Kader “Salili” Desa Tadui

  • Bagikan
Adi Arwan Alimin, Komisioner KPU Sulbar

KABUT menaungi pohon-pohon yang rapat di Dusun Lempo, Desa Tadui, Mamuju. Rabu pagi, hujan sepanjang malam menyisakan sungai berair keruh, rencana untuk mandi pagi sambil menikmati fanorama sekitar urung.

Catatan:
Adi Arwan Alimin
Komisioner KPU Sulbar

Hingga pukul 06.16 rambat pepohonan yang masih bagian dari hutan lindung Tadui rapat berkabut. Belum terlihat langit yang biasanya cerah saat pagi, mungkin karena posisi Camp Desa Peduli Pemilu dan Pemilhan (Salili) atau DP3 ini berada diceruk.

Saya belum menghitung elevansi posisi perkemahan yang dibuka Selasa sore, 4 Oktober 2022, spot camp sesungguhnya berada diantara perbatasan Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Kalukku. Secara tradisional daerah di Sulbar biasanya dibatasi sungai, itu penanda alam yang diterima sebagai pembatas administrasi.

Gemuruh sungai yang naik beberapa sentimeter menunjukkan derasnya arus cokelat susu yang hingga pukul 23.00 masih bening. Semalam, sebelum beranjak tidur saya ke sungai ditemani Kabag Parmas Syahwan Susetyo dan Eteng salah satu staf. Jarak sungai ke bantaran cukup dekat, tak lebih 10 meter, tapi terbilang tinggi dan aman bila tiba-tiba sungai meluap.

*

Selasa sore acara dibuka Rustang, Ketua KPU Sulbar. Ia menekankan pentingnya kader DP3 menjaga muruah sebagai bagian dari program pendidikan pemilih di desa peserta.

Usai salat magrib berjamaah dan makan malam, jadwal diisi Sukmawati M. Sila dan Farhanuddin. Dua komisioner ini menyampaikan urgensi peran kader, utamanya dalam pemahaman dan pengetahuan kepemiluan dasar bagi warga pemilih.

“Segmentasi yang ada, misalnya disabilitas atau perempuan harus dipahami sebagai pendekatan pertama agar setiap kader memahami apa yang mesti dilakukan dalam melaksanakan program ini, atau bertemu pemilih,” ujar Sukmawati, Kordiv Data di KPU Sulbar.

Farhanuddin sebagai Kordiv Hukum dan Pengawasan KPU Sulbar juga hadir memberi penguatan materi. Meski dalam kondisi seadanya tanpa fasilitas pendukung memadai, komisioner yang juga dosen Unsulbar ini, semangat sharing gagasan. Farhanuddin mencoba mendaras ingatan peserta yang November tahun 2021 telah menerima materi pengantar DP3.

Saya mengantar mengenai public speaking. Materi ini dimulai sekitar jam 21.00, diisi tanya jawab umum. Suasana diterangi 20 lampu pijar 5 watt yang digantung membelah camp. Sebab area ini belum dijangkau tiang listrik, penerangan dibantu genset. Itu membuat bantaran sungai, area hutan yang masih cukup asri dan hampar batu-batu gajah di sungai yang selama ini gelap gulita memendarkan pencahayaan yang arstistik.

Program berkemah sambil mendulang pengetahuan kepemiluan bagi peserta atau kader DP3 hal yang menarik bagi mereka. Walau pun sehari-hari kader ini merupakan warga tempatan, namun kemasan kegiatan di alam terbuka sesuatu yang spesial. Tidur di tenda-tenda sambil menikmati gemericik air sepanjang malam yang berjarak tak lebih 10 meter.

**

Rabu pagi, agenda dilanjutkan microteaching. Ini bertujuan untuk makin memperkuat kelompok segmentasi pemilih. Kader DP3 Tadui Mamuju akan melaksanakan program selama tiga bulan efektif hingga Desember 2022. Mereka telah memilih pemimpin kelompok masing-masing.

“Kami memerlukan update informasi kepemiluan berkesinambungan,” kata Nusul seorang kader yang sedang menyusun skripsi bertema agrobisnis di Universitas Tomakaka (Unika) Mamuju. Menurutnya, sejumlah istilah atau pemahaman dasar tentang hak warga sebagai pemilih terkadang membingungkan pemilih di desa.

Ia mencontohkan, formulir pemberitahuan yang selalu dianggap sebagian warga sebagai undangan datang memilih ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Sul dan beberapa peserta lainnya masih antusias berdiskusi walau jadwal telah ditutup jam 22.00. Agenda ini diikuti 25 kader yang datang dari delapan dusun di Tadui.

Desa Tadui, salah satu desa yang menjadi pilot program DP3. Dari titik ini KPU Provinsi Sulbar berharap dapat menjaring kader atau relawan yang berbasis masyarakat setempat. Sejumlah kelompok yang dibentuk diharap mampu menyelia segmen pemilih di sini. Kader yang saban hari bertemu warga Tadui dalam segala aktivitas akan lebih memudahkan program ini berjalan secara efektif.

Kita memerlukan lebih banyak lagi kader Pemilu. Isu dan wacana kepemiluan tak hanya cukup sebagai bandul informasi yang kerap saling menyilang di benak pemilih, namun pengetahuan mengenai prinsip Pemilu berintegritas sesuatu yang amat urgen.

Kader DP3 dapat memulai itu secara berkelanjutan. Tentu ini bukan program dengan sistem kebut semalam, mendidik atau melatih relawan jelas memerlukan tempat, ruang, dan bilik diskusi yang lapang. Kita berharap peserta yang sebagian berusia muda itu kelak akan mampu berdiri sebagai volunter terlatih dan tangguh.

Tadui berada di sisi trans Sulawesi, mencapai area Camp Salili ini mesti ditempuh sekitar 20 menit dari jembatan besi Ampallas, belok kanan sebelum gerbang Kecamatan Kalukku, lalu melewati home base salah satu perusahaan yang mengelola pabrikasi cadas.

Kontur pegunungan, liuk sungai berbatu, juga suasana yang terbilang sejuk menawarkan pesona destinasi menarik. Ini memerlukan sentuhan yang lebih eksotis agar ruang indah itu mampu disulap sebagai desa wisata. Sepertinya tak cukup hanya sepanjang sore Selasa hingga Rabu pagi di bantaran sungai Tadui.

Saat menulis catatan ini hingga 07.45, matahari belum menyentuh hamparan rerumputan di daerah aliran sungai area Camp Salili, dinding pegunungan kukuh berdiri sebagai pembatas. Mentari sedang meruarkan cahaya di pucuk pohon durian, langsat dan rerimbun batang jagung muda yang menjulang.

Pukul 08.00 Zulkarnaen (Deden) bersama Tenri memandu kegiatan pagi. Keduanya memimpin game skill berisi permainan kelompok, materinya menarik untuk kembali memantik daya ingat mengenai wawasan kepemiluan. Metode ini mungkin terlihat sahaja. Peserta antusias mengikuti tiga putaran permainan berkelompok ini. Di ujungnya mereka sumringah menerima hadiah atas kerja sama satu sama lain.

Tentu tak cukup ruang semalam untuk melahirkan kader unggulan. Diperlukan bagian lebih panjang dan berkesinambungan. Mendulang kader Salili telah dimulai. Semacam program percontohan bagi daerah lainnya. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version