PERTAMA kemunculan low MPV andalan Honda Motor di Indonesia yaitu Honda Mobilio pada September 2013 menyita perhatian konsumen. Bahkan penjualan Mobilio di awal kemunculannya di luar ekspektasi Honda Prospect Motor sebagai Agen Pemegang Merek (APM). Berbeda dengan kondisi saat ini, dimana penjualannya terus menurun dari tahun ke tahun.
Malahan angka penjualannya jauh tertinggal oleh para pesaingnya seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Mitsubishi Xpander, serta Suzuki Ertiga. Meski demikian, pihak HPM hingga kini masih belum menyatakan akan menghentikan produksi dan penjualan Low MPV tersebut.
Bila menegok sejarahnya, Mobilio merupakan asli model dan di produksi di Indonesia menjadi negara pertama yang merilis Low MPV tersebut yang memanfaatkan platform Honda Jazz.
Pantas bila mobil ini menjadi laris manis, karena dalam hal model di segmen low MPV, Mobilio mempunyai desain yang lebih segar pada saat itu. Cukup dua tahun, mobil 7 penumpang tersebut terjual sebanyak 122.220 unit di seluruh Indonesia.
Angka penjualan ini merupakan pencapaian istimewa bagi pendatang baru, akan tetapi sangat disayangkan semakin lama popularitasnya terus menurun. Dalam catatan yang dibukukan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Mobilio dari pabrik ke diler di 2018 masih menorehkan 24.373 unit.
Setahun kemudian (2019) kiriman dari pabrik ke diler turun menjadi 13.218 unit, padahal saat itu pihak HPM melakukan penyegaran dua tahun lalu. Sayangnya usaha ini tak membuahkan hasil yang positif alias ta bisa mendongkrak penjualan.
Bahkan pada 2020 pengiriman unit Mobilio dari pabrik ke diler hanya 5.668 unit. Meskipun di Januari-November 2021 mendapatkan isentif PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) nol persen, penjualan tetap menurun.
Selama kurun waktu 10 bulan tersebut Honda Mobilio hanya mampu mengirim 5.199 unit dari pabrik ke diler. Meskipun dalam kondisi ini pihak APM bertahan tanpa melakukan perubahan wajah maupun teknologi pada Mobilio.
Padahal para pesaingnya menjelang akhir tahun lalu ramai-ramai meluncurkan model baru, seperti halnya Avanza-Veloz, dan Xpander. Menyoroti kondisi ini, Yusak Billy selaku Business Innovation and Sales & Marketing HPM, masih menutup rapat alasan terkait hal ini.
Billy hanya mengungkapkan kalau Mobilio tetap diproduksi sesuai permintaan pasar walaupun jumlahnya tidak sebanyak kompetitor.
“Banyak yang bertanya apakah Mobilio di suntik mati, jawabannya tidak. Tetap diproduksi untuk permintaan pasar fleet, yang paling banyak transmisi manual untuk kebutuhan fleet,” ujar Billy saat acara test drive HR-V di Bali, beberapa waktu yang lalu.
Menurutnya bila Mobilio diproduksi dalam jumlah banyak maka akan menggangu produksi Honda Brio yang secara permintaan pasar lebih besar. Karena ada beberapa komponen Mobilio yang digunakan Brio untuk menggenjot jumlah produksinya untuk menekan waktu tunggu konsumen.
“Kalau kita lakukan produksi banyak untuk Mobilio, nanti Brio indennya lebih jauh lagi karena permintaan pasar Brio besar. Paling sekarang kami 240-300 unit produksi Mobilio sebulan,” ujarnya.
Ketika disinggung terkait kelanjutan hidup Mobilio ke depan dengan menghadirkan pembaharuan, atau digantikan model lain, Billy masih menutupi kran informasi tersebut. Pihaknya saat ini sedang fokus bermain di segmen SUV kompak yang menggunakan desain baru dan teknologi Honda Sensing, menurutnya ini yang menjanjikan. (jpc)