Dewan Minta Dinas PUPR Benahi Tanggul Jebol

  • Bagikan

POLMAN, SULBAR EXPRESS – ketua Komisi III DPRD Polman Rahmadi meminta agar Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Polman dapat benahi tanggul jebol di Kelurahan Darma, Kecamatan Anreapi.

Tanggul itu berada di pinggir aliran sungai Kunyi, Kelurahan Darma, Kecamatan Binuang, Polman.

Tanggul yang jebol sepanjang kurang lebih 50 meter sempat dibenahi menggunakan alat seadanya.

Namun kembali jebol saat hujan deras mengguyur daerah ini pada Rabu 14 Juli 2023 lalu. Akibatnya air sungai tidak mengalir ke bendungan, ribuan hektar sawah warga pun terancam kekeringan.

Komisi III DPRD Polman yang menangani soal kebencanaan meminta agar PUPR Polman segera menurunkan alat berat.

“Ini sifatnya darurat, sawah warga terancam kekeringan, apalagi sebagian warga mau menanam, kita minta agar segera diturunkan alat berat,” terang Rahmadi kepada wartawan.

Ia mengatakan akan segera memanggil jajaran PUPR Polman untuk duduk Rapat Dengar Pendapat (RDP). Hal itu untuk membahas dan segera merespon keluhan warga atas tanggul yang jebol.

“Permintaan warga yakni bantuan alat berat, kemarin kan sudah gotong royong, tapi kembali jebol itu,” lanjutnya.

Ia mengatakan akan membahas penanganan bencana tersebut bersama dinas terkait.

Bagaimana caranya, kata Rahmadi, agar tanggul tersebut dapat segera dibuat tangani masalah kekeringan sawah warga.

Diungkapkan selama ini masalah bencana alam sering terjadi di wilayah Polman lantaran intensitas hujan.

Ia menambahkan semoga alat berat milik PUPR Polman tidak mengalami kerusakan agar bisa secepatnya diturunkan.

Sebelumnya diberitakan warga meminta agar alat berat segera diturunkan untuk benahi tanggul jebol.

“Kemarin kita sudah gotong royong, tapi jebol lagi, memang butuh alat berat supaya tanggulnya kuat,” uajar Kepala lingkungan Batu-Batu, Kelurahan Darma, Darwis kepada wartawan.

Ia meminta agar pemerintah Kabupaten Polman agar segera menurunkan alat berat benahi tanggul tersebut.

Lantaran saat ini ratusan hektare sawah warga terancam kekeringan akibat air tidal mengalir ke bendungan.

Tidak mengalirnya air ke bendungan, kata Darwis lantaran lemahnya tanggul yang dibuat seadanya oleh warga.

Disebutkan sedikitnya kurang lebih 950 hektar sawah di Kelurahan Darma, Madatte dan Manding yang terancam kekeringan.

Lantaran air tidak mengalir ke bendungan, melainkan belok arah ke lokasi perkebunan.

Belum lagi, kata Darwis, sebagian para petani saat ini hendak turun menanam padi, butuh aliran air.

Darwis mengaku sudah melaporkan kerusakan tanggul itu ke pemerintah daerah untuk segera ditangani.

Namun lama menuggu, alat berat tak kunjung datang, sementara sawah petani butuh air.

Warga pun membuat tanggul dari susunan batu sungai memanjang di pinggir sungai, lalu ditambah dengan karung berisi pasir.

Namun tanggul yang dibuat dengan bahan seadanya itu tak kuat menahan debit air sehingga jebol.

“Kita selalu minta bagaimana caranya ini bisa terbendung aliran sungai, tapi tidak ada bantuan pemerintah,” ucapnya. (adv/ali)

  • Bagikan