Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau Redam Inflasi di Sulbar

  • Bagikan

MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Juni 2023 inflasi Sulbar tercatat 2,28 persen. Menempati posisi ketiga terendah dari 13 kabupaten/ kota di Regional Sulawesi. Periode sama tahun lalu mencapai 3,84 persen.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik, Gorontalo menjadi daerah di Sulawesi dengan catatan inflasi terendah dengan angka 2 persen. Sedang Kendari pada periode Juni menjadi wilayah dengan inflasi tertinggi (5,81 persen).

“Tren inflasi ini menjadi salah satu fokus pemerintah daerah (Pemda) untuk terus menjaga agar tetap stabil,” ujar Kepala BPS Sulbar, Tina Wahyufitri dalam konferensi press di kantornya, Senin 3 Juli 2023.

Bulan Juni 2023 kata dia, Mamuju mengalami inflasi tahunan sebesar 2,28 persen. Dinilai masih normal. “Sulbar adalah inflasi terendah ketiga di pulau Sulawesi,” terang Tina Wahyufitri.

Dijelaskan bahwa pemicu inflasi Juni didominasi oleh transportasi yang menyumbang angka 1,25 persen, lalu perawatan pribadi dan jasa lainnya yakni 0,34 persen, disusul perlengkapan dan pemeliharaan rutin rumah tangga diangka 0,32 persen, lalu perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga yang menyumbang angka 0,29 persen.

“Sementara yang meredam adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil deflasinya 0,33 persen,” bebernya.

Untuk andil inflasi bulanannya, lanjut Fitri menjelaskan Mamuju mengalami inflasi 0,7 persen dipicu oleh komoditas utama seperti ikan dan cabai merah.

“Peningkatan Ikan Cakalang dan Ikan Layang ini karena terbatasnya stok ikan di pasar sehingga nelayan yang melaut berkurang jelang hari Raya Idul Adha. Sedangkan untuk cabai merah kenaikannya disebabkan peningkatan permintaan,” urai Tina usai press release.

Pihak BPS Sulbar juga menyampaikan tingkat hunian hotel klasifikasi bintang di Sulbar khususnya kabupaten Mamuju menunjukkan tren positif, bahkan mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan dengan bulan April 2023 lalu.

“Tingkat penghunian kamar hotel klasifikasi bintang di Sulbar mengalami kenaikan tertinggi se-Indonesia yaitu naik 27,95 poin. Kenaikan ini dipicu banyaknya aktivitas paket meeting baik pemerintah pusat, Pemda, kementerian/ lembaga, perusahaan swasta serta festival,” beber Tina.

Menurut Tina, event-event seperti festival Karampuang yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Sulbar bulan Mei lalu mampu mendongkrak klasifikasi dan pengunjung hotel.

Dia menambahkan, hotel klasifikasi bintang pada Mei 2022 sebesar 33,73 persen, sedang periode sama tahun ini meningkat 44,18 persen. Terjadi peningkatan 10,45 poin.

Sementara pada April 2023 lalu hanya diangka 16,23 persen terjadi peningkatan sebesar 27,95 poin.

Selain kenaikan klasifikasi hotel bintang, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel non bintang serta akomodasi lainnya juga mengalami lonjakan 4,61 poin dibanding April lalu.

“Periode bulan Mei 2023 TPK non bintang sebesar 18,52 persen, hal ini terjadi peningkatan sebesar 4,61 poin jika dibandingkan dengan periode April 2023 yang tercatat sebesar 14,91 persen,” pungkasnya. (ami/chm)

  • Bagikan