Dosen Unsulbar Adakan Pelatihan Diversifikasi Produk Olahan Ikan

  • Bagikan

POLEWALI – Ikan merupakan makanan yang menyediakan protein hewani relatif tinggi juga merupakan sumber vitamin yang sangat terkenal dan mengandung berbagai mineral.

Selain itu, ikan pun kaya akan manfaat dan dapat meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan kecerdasan anak yang maksimal.

Hal ini, menjadi tujuan Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sulawesi Barat melalui olahan ikan dengan konsep Sibaliparri. Kegiatan ini terlaksana atas bantuan dana hibah PKM Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Pelatihan yang diversifikasi produk olahan ikan ini, untuk para ibu-ibu masyarakat nelayan Kelompok Mutiara Nepo di Desa Nepo, Kecamatan Wonomulyo, kabupaten Polewali Mandar, Jumat 18 Agustus.

“Melalui kegiatan PKM ini, melibatkan beberapa dosen, yakni Haeruddin Hafid, S.E., MM sebagai Ketua Tim pelaksana pengabdian beserta anggotanya, yaitu Nurfadilah, S Pi., M.P dan Sri Amalia Edy, S.E., MAk,” sebut Haeruddin Hafid.

Selain melibatkan beberapa orang dosen, juga melibatkan beberapa mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan diversifikasi produk olahan ikan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Kelompok Mutiara Nepo.

“Kelompok Mutiara Nepo salah satu kelompok nelayan yang cukup banyak menghasilkan tangkapan ikan, sehingga dengan mengusung konsep sibaliparri, maka secara langsung hal ini akan meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya bagi Kelompok Mutiara Nepo,” ujarnya.

Menurutnya, konsep sibaliparri merupakan bentuk kerjasama antara suami dan istri dalam menjalankan rumah tangga, baik mengenai permasalahan sosial (Mengurus anak dan mendidik anak) serta permasalahan ekonomi (Pemenuhan kebutuhan hidup).

“Sibaliparri berangkat dari konsep rumah tangga (Domestik) masyarakat Mandar, yakni pemahaman bahwa perempuan Mandar, selain sangat setia, juga pandai menempatkan diri sebagai perempuan dan sebagai istri dan juga mampu bekerja membantu suami memenuhi kebutuhan keluarganya,” ulasnya.

Dijelaskan, Kelompok Mutiara Nepo menyebabkan potensi sumber daya yang ada tidak dimanfaatkan secara optimal disebabkan kurangnya inovasi dan kreativitas dari masyarakat nelayan khususnya yang bernaung di Kelompok Mutiara Nepo.

“Salah satu potensi yang diabaikan, yaitu hasil tangkapan berupa ikan non target (Tangkapan sampingan dan buangan) seperti ikan layur dan ikan tembang. Ikan non target yang diperoleh nelayan di Kelompok Mutiara Nepo dikelola seadanya dengan teknik penjemuran sehingga dihasilkan produk berupa ikan kering yang kemudian dijual ke pasar lokal,” jelasnya.

Produk olahan ikan berupa ikan kering lanjutnya, merupakan salah satu produk olahan dengan nilai jual yang tidak tinggi terlebih apabila tidak dikemas dengan baik dan menarik.

“Hal itulah dapat menyulitkan proses pemasaran dan penjualan sebab produk olahan yang dihasilkan tidak memiliki daya tarik. Adapun produk olahan ikan yang dihasilkan dalam pelatihan ini adalah abon ikan, bakso ikan serta nugget,” urainya.

Tim Dosen Fakultas Ekonomi beserta Mahasiswa berharap kegiatan Pelatihan diversifikasi produk olahan ikan ini dapat membawa dampak positif bagi Nelayan Kelompok Mutiara di Desa Nepo khususnya dalam meningkatkan hasil olahan ikan. (*)

  • Bagikan