Serangan DBD di Sulbar Makin Mengkhawatirkan, Hingga Mei Tercatat 329 Kasus

  • Bagikan

MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Mei 2023, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulbar mencatat satu warga Kabupaten Mamuju meninggal dunia karena serangan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Selain itu, tercatat sudah 329 kasus DBD telah dilaporkan dari seluruh wilayah di Sulbar. Ada peningkatkan dibanding periode sama pada Mei 2022, yang hanya 163 kasus.

“Yang bulan ini (Juni) masih menuggu laporan dari tiap Kabupaten. Di Mamuju ada satu orang yang meninggal dunia bulan lalu,” kata Pengelola Program DBD Dinkes Sulbar, Irwan Adi Putra saat dihubungi, Selasa 20 Juni 2023.

Ia memperkirakan adanya potensi penambahan penderita pada periode Juni-Agustus mendatang.

“Bisa mengalami peningkatan karena musim pancaroba. Bulan ini ada kemungkinan meningkat, bulan berikutnya (Juni) sampai Agustus juga diperkirakan begitu,” imbuhnya.

Namun menurutnya faktor utama penyebab DBD, masih dipengaruhi oleh perilaku keseharian setiap individu.
Pihaknya mendorong agar masyarakat terus mengedepankan penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebab akan efektif dalam pemberantasan sarang nyamuk penyebab DBD.

“Pencegahan haruslah diperkuat, minimal di masing-masing pekarangan atau lingkungan masyarakat sendiri,” terangnya.

Lonjakan Kasus di Mamuju

Sementara, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Mamuju Alamsyah Thamrin mengatakan, perkembangan kasus DBD di Kabupaten Mamuju bulan Mei lalu, mengalami kenaikan signifikan.

“Di bulan yang sama itu (Mei) banyak tahun ini. tahun lalu (2022) itu cuma 68 kasus tapi kalau tahun ini 102 kasus ada peningkatan hampir 40 persen,” kata Alamsyah Thamrin melalui via telepon.

Ia mengungkapkan bahwa bulan Juni ini pihaknya kembali mencatat 12 penderita DBD yang lonjakannya berada di lokasi baru yakni di Desa Kakullasan, Tommo, Kabupaten Mamuju.

“Besarannya ada di Desa Kakullasan daerah Tommo ini. Kami sudah menerima laporan ada 5 kasus dibawah jadi kita rencana akan turun dalam Minggu ini untuk melakukan fogging,” ungkap Alamsyah.

Pihaknya menggunakan dua metode yakni penyemprotan menggunakan asap (fogging) dan penyemprotan skala besar dengan menggunakan mobil yang berisi larutan obat tanpa campuran menyasar pusat kota dan titik krusial di Kabupaten Mamuju termasuk daerah Kakullasan.

“Pekan ini, rencananya kami akan melakukan penyemprotan untuk mengantisipasi penyebaran yang lebih besar. Penyemprotan secara umum di dua kecamatan (Mamuju dan Tommo),” ucap Alamsyah.

Pihaknya tak henti-henti meminta kepada seluruh lapisan masyarakat utamanya perangkat desa untuk berperan aktif menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.

“Kalau Dinkes saja bekerja sendiri saya rasa tidak akan bisa tuntas persoalan DBD di kabupaten Mamuju. Yang paling inti jangan hanya mengharap saja di fogging tapi bagaimana masyarakat berperan aktif melakukan pembersihan dirumahnya masing-masing,” tegasnya.

“Masyarakat diharapkan rutin menguras bak penampungan air minimal dua kali dalam satu bulan. Itu untuk menekan kasus DBD di kabupaten Mamuju,” tambah Alamsyah. (ami/chm)

  • Bagikan