RSUD Polman Disiapkan Jadi Rujukan Penyakit Jantung

  • Bagikan

POLEWALI, SULBAREXPRESS.CO.ID – Tim visitasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan rumah sakit pusat jantung nasional Harapan Kita Jakarta, kunjungi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polman, dalam rangka penandatanganan perjanjian kerjasama jejaring Pusat Layanan Jantung (PJT).

Penandatanganan perjanjian kerjasama ini berlangsung di gedung layanan Poli RSUD Polman, Minggu 27 Maret.

Kegiatan ini dhadiri Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar, Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Prof Abdul Kadir, dan Direktur RS Harapan Kita dr. Iwan Dakota.

Juga hadir Ketua Pengampu Jejaring Rujukan Nasional Kardiovaskuler dr. Hananto Anriantoro, Direktur RSUD Polewali dr. Anita dan sejumlah Kepala OPD lingkup Polman serta jajaran tenaga medis RSUD Polewali.

Layanan penanganan penyakit jantung ini rencananya akan memanfaatkan bangunan yang sudah ada di RSUD Polman yang akan dibenahi dalam waktu dekat ini.

Sementara untuk fasilitas sarana pendukung bersumber dari bantuan Kemenkes sekira Rp 160 miliar mulai dari operasi bedah kepala apabila ada pasien stroke, paru-paru dan jantung.

dr. Hananto menjelaskan, kerjasama tersebut berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan nomor 7182 yang melibatkan 54 jejaring Kardiovaskuler baik RS Provinsi maupun Kabupaten/ kota.

Kemudian karena dinilai belum bisa mencakup pelayanan yang baik untuk rakyat Indonesia, olehnya diputuskan ditambah jumlahnya menjadi 63 RS dan RSUD Polman masuk dalam daftar.

“Keputusan sebelumnya yang 54 itu baru RS Mamuju yang masuk, begitu draft Kemenkes untuk RS jejaring kardiovaskuler dirilis, RSUD Polewali masuk dalam daftar. Kami langsung datang ke sini sehingga eksekusi untuk kesiapan bangunan, alat serta SDM ini harus bersama-sama,” terangnya.

Saat ini pihaknya berupaya bagaimana menyiapkan fasilitas pendukung di RSUD, karena 2023 nanti akan didatangkan alat canggih yakni kateterisasi laboratorium yang harganya bisa mencapai Rp 18 miliar.

“Ruangannya harus ditutup timah hitam agar radiasinya tidak keluar. Karena itu, pemerintah daerah harus bekerja keras sehingga alatnya bisa segera masuk,” jelasnya.

Selain soal fasilitas, Hananto menyampaikan Kemenkes juga akan menyiapkan pendidikan SDM penanganan jantung yang ditempatkan di beberapa RS alternatif yakni RS Wahidin, Sarjito atau RS Sangla.

“Pendidikan spesialis jantung yang akan melakukan intervensi akan memiliki kompetensi memasang ring jantung pada pasien yang terserang jantung akut,” tuturnya.

Dia menambahkan, pasien jantung akut jumlahnya mendekati angka 1,5 persen dari angka populasi penduduk, yang jika tidak segera dipasangi ring angka kematiannya akan tinggi.

“Kami mendukung secara All out mulai dari knowledge, skill dan finansial kami datangkan dengan kolaborasi yang baik, salah satu komitmen itu dengan melakukan penandatanganan kerjasama,” jelasnya.

Selanjutnya, kata Hananto, untuk saat ini hanya perlu merenovasi bangunan RSUD yang ada namun kedepan perlu ada bangunan tersendiri. “Kita anjurkan tiga sampai lima tahun kedepan ada bangunan khusus yang menangani kardioseredro.” tuturnya.

Direktur RS Harapan Kita, dr. Iwan Dakota menyampaikan RS Harapan kita adalah pusat jantung nasional, rujukan tertinggi sekaligus mengampuh pelayanan pendidikan dan pendidikan kardiovaskuler seluruh Indonesia.

“Kami tidak hanya melakukan pengampuan ke 54 RS tapi ada 63 RS di 34 Provinsi dan ini kunjungan pertama kami ke Sulbar dan kami berharap harus ada percepatan, karena Pak Menteri minta percepatan, ” tandasnya.

Sementara Bupati Polman, Andi Ibrahim Masdar berjanji segera membenahi ruangan yang akan digunakan untuk pemasangan cincin pada jantung, sesuai permintaan perwakilan Kemenkes.

“Untuk operasinya kita masih ada lahan yang kosong dan juga masih ada ruangan yang kosong sekira 30×40 meter yang akan dijadikan tempat operasi bagi pasien stroke dan agar bisa berjalan tahun ini bagian gedung ini dulu yang direhab,” bebernya.

Bangunan yang dimaksud adalah bangunan lantai satu perkantoran RSUD Polman, sementara untuk ketersediaan SDM ia mengaku siap mengirim dokter dan perawat mengikuti pendidikan.

“Terutama pendidikan penanganan penyakit jantung,” ujar Ibrahim.

Direktur RSUD Polewali dr. Anita menuturkan pihaknya sudah memiliki dua dokter spesialis jantung tetapi untuk program ini kompetensi perlu ditingkatkan kembali.

“Dokter yang ada harus ikut fellowship dan ini kami minta untuk di fasilitasi untuk bagaimana mengirim dokter tersebut paling tidak bulan Juni sudah bisa ikut pelatihan.” jelasnya.

Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar berharap pengelolaan dua rumah sakit di Sulbar yang masuk dalam daftar program Kemenkes, dapat berjalan lancar dan terealisasi sehingga di Sulbar kedepan terdapat dua RS yang menangani penyakit jantung.

“Kita berharap dapat segera direalisasikan sehingga masyarakat tak perlu lagi jauh-jauh ke Makassar untuk penanganan penyakit jantung dan masyarakat juga bisa dengan cepat mendapat pertolongan,” ucapnya. (ali/chm)

  • Bagikan